search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wanita Paruh Baya Bunuh Diri di Bendungan Telaga Tunjung
Minggu, 31 Oktober 2021, 07:45 WITA Follow
image

Beritatabanan.com

IKUTI BERITATABANAN.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITATABANAN.COM, KERAMBITAN.

Seorang perempuan paruh baya, Gusti Ayu Komang Sudiasih, 58 tahun asal Banjar Dinas Kesiut Kanginan, Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan nekat terjun ke dalam Bendungan Telaga Tunjung hingga akhirnya ditemukan tewas. 

Dugaan sementara, korban memiliki masalah hingga depresi dan memilih mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian menyebutkan, pada Sabtu (30/10) seorang warga yang juga Kepala Lingkungan Banjar Dinas Pegubugan Kauh, Desa Pesagi, Kecamatan Penebel I Wayan Sujaya melihat korban dalam perjalanan menuju ke sawah dan melewati lokasi kejadian. 

Beberapa saat setelah itu, Sujaya kemudian melihat benda mencurigakan tersangkut di aliran air bendungan. Awalnya pelapor mengira benda itu adalah batang kayu, namun setelah dilihat lebih jelas ternyata benda tersebut adalah mayat manusia. 

Selanjutnya  pelapor melihat dari dekat dan mengenali jenazah tersebut adalah Gusti Ayu Komang Sudiasih warga dari Kesiut Kanginan, Desa Kesiut. Selanjutnya ia menyampaikan hal tersebut kepada Bhabinkamtibmas Desa Pesagi dan diteruskan ke Polsek Penebel. 

Kasubag Humas Polres Tabanan, Iptu I Nyomab Subagia menjelaskan, dugaan sementara korban bunuh diri dengan cara melompat ke dalam bendungan karena depresi atau stress. “Pastinya masih didalami,” ujarnya.

Dijelaskan juga, korban sempat meminta obat (racun) untuk menyemprot gulma kepada kerabatnya atas nama Gusti Kadek Pariardika. Namun, saat itu, ia mengatakan tidak memilikinya.

Gusti Kadek Pariardika kemudian bertanya kepada korban untuk apa racun itu, lantas korban bercerita jika ia sedang bingung karena ada saudaranya yang menitipkan uang untuk membeli obat, tapi malah dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Pihak keluarga memutuskan tidak melakukan autopsi peda jenazah korban dan menerima kejadian ini sebagai musibah,” ujar Iptu Subagia.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/tbn

Banner

Iklan Sponsor

Banner

Iklan Sponsor

Banner

Iklan Sponsor

Banner

Iklan Sponsor

Banner

Iklan Sponsor



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritatabanan.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Tabanan.
Ikuti kami